KUMPULAN
RATIB DAN HIJIB
RATIB AL-IMAM
AL-QUTHUB
AL-HABIB UMAR
BIN ABDURRAHMAN AL-‘ATTHOS
Makna Kata Ratib
diambil dari kata Rotaba Yartubu Rotban Rutuuban atau Tarottaba Yatarottabu
Tarottuban, yang berarti tetap atau tidak bergerak. Jadi kata Ratib menurut
Lughot (bahasa) artinya kokoh atau yang tetap. Sedangkan menurut istilah, Ratib
diambil dari kata Tartiibul-Harsi Lil-Himaayah ( penjagaan secara rutin untuk
melindungi sesuatu atau seseorang ). Apabila disebuah tempat ada bala tentara
yang berjaga guna melindungi masyarakat, maka mereka disebut Rutbah, dan jika
yang berjaga satu orang maka disebut Ratib, para ulama berpendapat makna Ratib
adalah kumpulan atau himpunan ayat-ayat Al-qur’an dan untaian kalimat-kailmat
dzikir yang lazim diamalkan atau dibaca secara berulang-ulang sebagai salah
satu cara untuk bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah SWT)
Keberkahan Ratib
Al-Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Atthos.Ratib Habib Umar yang dibari nama Azizul
Manl Wafathul Babil Wisol seperti dikatakan oleh Al-Habib Ali bin
Hasan AL-Atthos di dalam kitab Al-Qirthos bagian kedua juz pertama : “ Ratib
Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam melalui
Habib Umar
“.ketahuilah bahwa
Ratib yang besar dan Hizib yang kokoh dan sumber yang murni ini, yaitu Ratib
Habib Umar Al-Atthos terkandung didalamnya rahasia-rahasia dan Nur-Nur, manfaat
yang besar, faedah-faedah yang luar biasa tinggi nilainya, dan tak dapat
diperkirakan batas kekuatan pemeliharaanya.
Al-Habib Umar dalam
pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran Ratib ini
dan beliau mengatakan banyak orang yang datang kepadanya mengeluhkan tentang
kesempitan penghidupan mereka, maka mereka disuruhnya membaca dengan zikir
Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun mengamalkannya dan Allah Ta’ala lepaskan
semua kesulitan mereka, dengan berkat beliau dan Ratibnya.
As-Sayid Isa pun
mengatakan bahwa ada orang dipercayai mengabarinya bahwa dia mendengar dari
Syeikh Ali bin Abdullah Ba-Ross (beliau adalah murid terdekat merangkap Khodam
Habib Umar ) berkata : “ Saya melihat sebuah kitab tertulis disitu bahwa barang
siapa yang merutinkan membaca Ratib ini diharapkan akan terampuni semua
dosa-dosanya: “
Sungguh tulisan yang
ringkas ini tak mampu mengungkapkan kemulian serta keutamaan Ratib Al-Habib
Umar Al-Attos yang begitu luas dan begitu dalam hanya kami ingin mengambil
keberkahan dari Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthos mudah-mudahan kita
dapat Ratib ini dan semoga kita di kumpulkan bersama beliau rhm serta
orang-orang yang mencintai dan dicintai beliau rhm. Amien. Sumber : “Kitab
Al-Qirthas Lil-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos” Sumber Kelebihan Ratib: Huraian
Ratib Al-Habib Umar bin Abdul Rahman Al-Attas
Ratib adalah sesuatu
yang tersusun, teratur dengan rapinya. Sembahyang sunnah Rawatib adalah antara
sembahyang-sembahyang sunnah yang diamalkan pada waktu-waktu yang tertentu oleh
Nabi s.a.w. Ratib al-Attas mengandungi zikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa
yang telah sedia tersusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas yang
juga dibaca pada waktu-waktu yang tertentu. Istilah Ratib digunakan
kebanyakkannya di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang biasanya
pendek dengan bilangan kiraan zikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan 40
kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang tertentu iaitu sekali
pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam. Terdapat Ratib al-Haddad, Ratib
al-Aidrus, Ratib al-Muhdhor dan lain-lain.
Keutamaan Ratib
Berkata sebilangan
ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap
mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, menjaga
segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam
perlindungan Allah. Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca
ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwuduk, mengadap kiblat dan
berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia
amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41
kali. Antara kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40
rumah-rumah tetangganya dari kebakaran,
pencurian dan terkena sihir
Nama-nama Ratib
Ratib al-Habib Umar bin Abdurrahman ini
mempunyai banyak nama. Antaranya adalah:
Artinya: Sesuatu yang
sukar diperolehi dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah. Nama inilah yang
dipilih oleh al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas apabila menyusun Ratib
al-Habib Umar dalam bahasa Arab, Melayu dan Tamil. Artinya: Kubu yang kukuh.
Artinya: Belerang
yang merah. Satu istilah bagi mentafsirkan sesuatu benda yang amat berharga
yang sukar didapati pada sebarang waktu atau tempat. Artinya: Pati segala
zikir. artinya: Magnet rahasia-rahasia bagi mereka yang tetap mengamalkannya
pada waktu malam dan siang. Artinya: Penawar bagi racun yang mujarrab. Menurut
kata al-Habib Husein bin Abdullah al-Attas, nama ini dinamakan oleh gurunya
al-Habib Ahmad bin Hasan apabila menerangkan kelebihan Ratib al-Habib Umar.
Artinya: Sumber pencapaian dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah.
Sejarah Ratib
Ratib ini dikarang
oleh al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas dan sekarang telah berusia
kira-kira 400 tahun. Ratib ini sehingga kini banyak dibaca di negara-negara
seperti di Afrika termasuk Darussalam, Mombassa dan Afrika Selatan. Juga di
England, Burma (Myanmar), India dan negara-negara Arab. Di Afrika ia disebarkan
oleh murid-murid al-Habib Ahmad bin Hasan seperti al-Habib Ahmad Masyhur
al-Haddad dan lain-lain. Di India, Kemboja dan Burma oleh al-Habib Abdullah bin
Alawi al-Attas. Sehingga sekarang kumpulan-kumpulan ratib al-Habib Umar atau
Zawiyah masih diamalkan di Rangoon dan di beberapa daerah di Burma. Tetapi
mereka lebih terkenal di sana dengan Tariqah al-Attasiyah. Ratib ini telah lama
sampai di Malaya, Singapura, Brunei dan Indonesia. Antara keterangan ratib ini
yang diterbitkan dalam bahasa Melayu di Singapura adalah sebuah kitab kecil
yang bernama Fathu Rabbin-Nas yang dikarang oleh al-Habib Husein bin Abdullah
bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas. Tarikh selesai karangan ini adalah
pada pagi Jumaat 20hb Jumadil Awal 1342 (20hb Desember 1923
Pada tahun 1939,
al-Habib Muhammad bin Salim al-Attas telah menerbitkan sebuah kitab yang
bernama Miftahul Imdad yang dicetak di Matbaah al-Huda di Pulau Pinang. Kitab
ini mengandungi wirid-wirid datuk beliau al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas
tetapi terdapat juga ratib al-habib Umar bin Abdurrahman al-Attas di dalamnya.
Mengikut al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas, al-Habib Hasan bin Ahmad
al-Attas pada suatu masa dahulu telah mencetak Ratib al-Attas menerusi
percetakannya Mutaaba’ah al-Attas (Al-Attas Press) yang pejabatnya terletak di
Wadi Hasan, Johor Bahru, Malaysia. Percetakan ini bergiat di Johor pada
kira-kira tahun 1927.
Waktu Membaca Ratib
al-Attas
Disebutkan di dalam
kitab al-Qirtas: “Telah menjadi tradisi bagi para sesepuh kami, khususnya
tradisi dari al-Habib Husein bin Umar membaca Ratib al-Attas adalah setelah
solat Isya’. Kebiasaan itu dilakukan oleh Habib Husein beserta
pengikut-pengikutnya secara turun-temurun kecuali di bulan Ramadhan. Adapun di
bulan Ramadhan bacaan ratib itu dibaca sebelum solat Isya’. Tetapi bagi yang
gemar berzikir banyak yang membaca ratib al-Attas ini di waktu pagi dan di
waktu sore, sebab di antara kalimat-kalimat yang dizikirkan ada zikir-zikir
yang disunnahkan untuk membacanya di waktu pagi dan di waktu sore seperti
tertera di dalam hadis-hadis Nabi s.a.w.
Dikatakan oleh Habib
Ali bin Hasan al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bahawa Habib Umar suka membaca
ratibnya secara rahsia tanpa suara, sebab beliau menginginkan bacaan ratibnya
itu lebih berkesan di hati yang membacanya dan lebih ikhlas karena Allah. Hal
itu sesuai dengan firman Allah: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu
dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di
waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.(Al
A’raf: 205) Dan firman Allah: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.
(Luqman: 19) Jika ratib al-Attas ini dibaca secara berkelompok, maka hendaklah
dibaca dengan suara yang tiada terlalu keras dan tiada terlalu pelan, sesuai
dengan firman Allah: “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solatmu dan
janganlah pula selalu merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara
keduanya”. (Al-Isra’: 110)
Ratib Habib Umar
Ratib Habib Umar yang
diberi nama Azizul Manal Wa Fathu Bab al-Wisol seperti dikatakan oleh Habib Ali
bin Hasan al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bagian kedua juz pertama: “Ratib
Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam lewat
Habib Umar.” Peninggalan beliau yang paling mahal hanyalah ratib yang beliau
tinggalkan bagi umat ini. Ratib Habib Umar merupakan wirid yang banyak
mendatangkan faedah bagi yang membacanya setiap waktu, terutama bagi yang
sedang menghadapi kesulitan. Al-Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi mengatakan
bahawa Habib Umar banyak sekali menyebutkan akan keutamaan-keutamaan ratib ini.
Pernah disebutkan bahawa ketika ada sekelompok orang datang kepada Habib Umar
mengeluh kesulitan pencarian dan lamanya musim kemarau yang menimpa kepada
mereka selama beberapa waktu. Mereka diperintah membaca Ratib beliau dan dzikir
Tauhid. Setelah mereka mengerjakannya, maka dengan berkat bacaan itu, Allah
memberi keluasan hidup bagi mereka.
Menurut Syeikh Ali
Baras, jika Ratib Habib Umar dibacakan bagi penduduk suatu desa atau bagi suatu
keluarga, maka desa itu atau keluarga itu akan dipelihara oleh Allah dengan
peliharaan yang amat ketat. Selanjutnya Syeikh Ali berkata: “Pernah aku
diceritai oleh sebagian orang bahawa ketika mereka takut menghadapi rampok yang
akan menjarah rumah mereka, maka mereka membaca Ratib Habib Umar sehingga rumah
mereka tidak sampai dijarah oleh kaum perampok itu meskipun jumlah mereka
sebanyak 15 orang”.
Wahai orang-orang
yang beriman perbanyaklah ingatan kamu kepada Allah SWT dan pujilah Dia pagi
dan petang (Al-Ahzab : 41 )
RATIB ATTHOS
Rootibul Atthos
adalah Dzikir, doa dan wiridan nabi Muhammad SAW dihimpun oleh Imam Umar bin Abdurrohman
Al-Atthos dibaca sehabis sholat Isya dan diwaktu lain pun boleh
اَلْفَاتِحَةُ اِلَى حَضْرَةِ
النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ, اَعُوذُبِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ.اَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ...) الخرسُوْرَةُ الْفَاتِحَة
لَوْاَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ
لَرَاَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وِتِلْكَ اْلاَمْثَالُ
نَضْرِبُهَا لِلنَاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ. هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَاِلَهَ
اِلاَّ هُوَعَالِمُ اْلغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَالرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ
هُوَاللهُ الَّذِيْ لآ اِلَهَ اِلاَّ هُوَاْلمَلِكُ اْلقُدُّوْسُ السَّلاَمُ
اْلمُؤْمِنُ اْلمُهَيْمِنُ اْلعَزِيْزُاْمجَبَارُ اْلمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ
عَمَّايُشْرِ كُوْنَ هُوَاللهُ اْمخَالِقُ اْلبَارِئُ اْلمُصَوِّرُلَهُ
اْلاَسْمَاءُ اْمحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَافِى السَّمَوَاتِ وِاْلاَرْضِ وَهُوَ
الْعَزِيْزُاْلحَكِيْمِ
Kalau sekiranya
kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk terpecah-pecah, karena takut kepada Alloh. Dan perumpamaan-perumpamaan
itu kami buat untuk manusia, supaya mereka (mau) berpikir. Dialah Alloh yang
tiada tuhan selain dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, dialah yang maha
pemurah lagi maha penyayang, dialah Alloh yang tiada tuhan selain dia. Pemilik
segala sesuatu yang maha sejahtera, yang maha mengaruniakan keamanan, yang maha
memelihara, maha perkasa, yang maha kuasa, yang memiliki segala keagungan, maha
suci Alloh dari segala apa yang mereka persekutukan. Dialah Alloh yang maha
menciftakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, baginya nama-nama yang
paling baik. Kepadanya bertasbih langit dan bumi. Dan dialah yang maha perkasa
lagi maha bijaksana (Al-Hasr : 21-24 )
اَعُوْذُبِاللهِ السَّمِيْحِ اْلعَلِيْمِ مِنْ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ (ثلاثا)
Aku berlindung
dengan nama Alloh, yang maha mendengar dan maha mengetahui, dari syetan yang
terkutuk.
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّا مَّاتِ مِنْ شَرِّمَا
خَلَقَ (ثلاثا)
Aku berlindung
dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna, dari kejahatan makhluq-makhluqnya
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَيَضُرُّمَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَفِى السَّمَاءِ
وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (ثلاثا)
Dengan menyebut
nama Alloh yang dengan nama itu, tidak satu pun baik yang dibumi maupun yang
dilangit mampu menimpakan bencana (kepada orang beriman) dialah yang maha
mendengar lagi maha mengetahui.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.وَلاَحَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ (عَشْرًا)
Dengan menyebut
nama Alloh yang maha pengasih dan maha penyayang, tiada daya dan kekuatan
melainkan dengan pertolongan Alloh yang maha tinggi
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ (ثَلاَثًا)
Dengan menyebut
nama Alloh yang maha pengasih dan maha penyayang.
بِسْمِ اللهِ تَحَصَّنَّا بِاللهِ.بِسْمِ اللهِ
تَوَكَّلْنَا بِاللهِ (ثَلاَثًا)
Dengan menyebut
nama Alloh, kami berkubu., dengan menyebut nama Alloh kami berserah diri
(tawakkal) kepada Alloh
بِسْمِ اللهِ آمَنَّابِاللهِ. وَمَنْ يُؤْ مِنْ بِاللهِ
لاَخَوْفٌ عَلَيْهِ (ثَلاَثًا)
Dengan menyebut
nama Alloh kami beriman kepada Alloh , dan barang siapa beriman kepada Alloh
maka (dia) tidak perlu takut (kepada siapapun dan apapun juga)
سُبْحَانَ اللهِ عَزَّاللهِ. سُبْحَانَ اللهِ جَلَّ
اللهِ (ثَلاَثًا)
Maha suci Alloh,
maha kuat Alloh, maha suci Alloh yang maha besar.
(ثَلاَثًا) سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ.سُبْحَانَ
اللهِ الْعَظِيْمِ (ثَلاَثًا)
Maha suci Alloh,
dengan segala pujian, maha suci Alloh yang maha besar
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلَّهِ وَلآ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ (اَرْبَعًا)
Maha suci Alloh,
segala puji bagi Alloh, tiada tuhan melainkan Alloh, Alloh maha besar
بِخَلْقِهِ يَاعَلِيْمًا بِخَلْقِهِ يَاخَبِيْرًا
بِخَلْقِهِ. اُلْطُفْ بِنَايَالَطِيْفُ,يَاعَلِيْمُ يَاخَبِيْرً (ثلاثا)
Wahai yang maha
lembut terhadap makhluqnya, wahai yang maha mengetahui akan perbuatan
makhluqnya, wahai yang mengetahui isi hati makhluqnya, (berbuat) ramahlah
kepada kami, wahai Dzat yang halus, wahai yang paling mengetahui (yang nyata)
wahai yang paling mengetahui yang ghaib.
يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ. اُلْطُفْ بِنَافِيْمَانَزَلْ
اِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ. اُلْطُفْ بِنَاوَ الْمُسْلِمِيْنَ (ثَلاَثًا)
Wahai yang maha
lembut, janganlah engkau menurunkan bencana kepada kami, berlaku lembutlah
kepada kami, dengan apa yang engkau turunkan (bencana) itu. Sungguh engkau maha
lembut (untuk tidak menurunkan bencana) berlaku lembutlah kepada kami dan juga
kepada kaum muslimin.
لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ (اَرْبَعِيْنَ مَرَّةً)
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ.
Tiada tuhan
kecuali Alloh, Nabi Muhammad adalah utusan Alloh
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ (سبعا)
Bagi kami cukup
Alloh sebagai pelindung kami, dan dia adalah sebaik-baik penolong
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَّى مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ (عَشْرًا)
Ya Alloh,
limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad, ya Alloh limpahkanlah sholawat dan
kesejahteraan kepadanya.
اَسْتَغْفِرَاللهَ (اا مَرَّةً). تَائِبُوْنَ اِلَى اللهِ (ثَلاَثًا)
Aku mohon ampun
kepada Alloh, semoga kami termasuk orang-orang yang bertaubat kepada Alloh
يَااَللهُ
بِهَا.يَااَللهُ بِهَا يَااَللهُ بِحُسْنِ اْلخَاتِمَةِ (ثَلاَثً)
Ya Alloh ya Alloh…ya Alloh, yang mengakhiri segala
sesuatu dengan cara yang baik.
غُفْرَا
نَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ اْلمَصِيْرُ لاَيُكَلِفُ اللهُ نَفْسًا اِلاَّ
وُسُعَهَا لَهَا مَا اكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكَتَسَبَتْ رَبَّنَا
لاَ تُؤَا خِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْاَخْطَأْ نَا رَبَّنَا وَلاَ
تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَةَلَنَا بِهِ وَاعْفُ
عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَ نَا فَانْصُرْنَا عَلَى
اْلقَوْمِ اْلكَا فِرِيْنَ.
Ya Alloh ampunilah
kami, wahai tuhan kami, dan kepada engkau tempat kami kembali.Alloh tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya, ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang di usahaanya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatanya)
yag dikerjakan.
(mereka
berdoa) ya tuhan kami janganlah engkau menghukum kami, jika kami lupa atau kami
tidak sengaja melakukan kesalahan. Ya tuhan kami, janganlah engkau bebankan
kepada kami beban yang berat sebagai mana engkau (pernah) membebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya tuhan kami, janganlah kiranya engkau pikulkan
kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Berilah maaf kepada kami,
ampunilah kami, rahmatilah kami, engkau penolong kami, maka tolonglah kami dari
kaum kafir
اَلْفَاتِحَةُ اِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَاوَ
حَبِيْبِنَاوَ شَفِيْعِنَ رَسُوْلِ اللهِ , مُحَمَّدِ بِنْ عَبْدِاللهِ , وَاَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ , اَنَّ اللهَ يُعْلىِ دَرَجَاتِهِمْ فِى
اْلْجَنَّةِ وَ يَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِ هِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ
فِى الدِّ يْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآ خِرَةِ وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْ
بِهِمْ وَيَرْزُ قُنَا مَحَبَّتَهُمْ وَيَتَوَفَّانَا عَلَى مِلَّتِهِمْ
وَيَحْشُرُنَافِى زُمْرَ تِهِمْ . فِى خَيْرٍ وَ لُطْفٍ وَعَافِيَةٍ , بِسِرِ
الْفَا تِحَةْ
Al-fatihah ini pahalanya disampaikan kehadirat penghulu
kami, kecintaan kami dan pemberi syafa’at kepada kami, rosululloh Muhammad SAW,
kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan istri-istrinya, juga kepada
keturunanya. Semoga Alloh meninggikan derajat mereka di surga, dan memberi
manfaat kepada kami dan semoga rahasia keberhasilan mereka, cahaya keimanan
mereka, ilmu-ilmu agama mereka, akan memberi manfaat bagi kami, baik di dunia
maupun di akhirat al-faatihah……..
اَلْفَاتِحَةُ اِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَا
الْمُهَا جِرْ اِلَى اللهِ اَحْمَدْ بِنْ عِيْسَى وَاِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَااْلاُ سْتَاذِ اْلاَعْظَمِ اَلْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ
, مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيّ بَاعَلَوِيْ وَاُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ , وَذَوِىْ
الْحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ اَنَّ اللهَ يَغْفُرُ لَهُمْ وَيَرْ
حَمُهُمْ وَيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ , وَيَنْفَعُنَا
بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْ مِهِمْ فِى الدِّ يْنِ وَالدُّنْيَاوَاْلاَخِرَةِ . اَلْفَا
تِحَةُ
Al-fatihah ini
semoga pahalanya disampaikan kepada roh pakar ilmu Fiqih terkemuka Muhammad bin
Ali keturunan Alawiy (dari) keluarga Abiy Alawiy dan yang keturunan dengan
mereka. Semoga Alloh mengampuni dan mengasihani mereka, semoga Alloh
meninggikan derajat mereka di surga, dan memberi manfaat kepada kami dengan
rahasia keberhasilan mereka, cahaya keimanan mereka, ilmu pengetahuan mereka,
tentang agama dunia dan akhirat Al-fatihah………
اَلْفَا تِحَةُ اَلْفَاتِحَةُ اِلَى
رُوْحِ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَبَرَكَاتِنَا صَاحِبِ الرَّاتِبِ
قُطْبِ اْلاَنْفَاسِ اَلْحَبِيْبِ عُمَرْ بِنْ عَبْدِالرَّحْمَنِ
الْعَطَّاسْ
, ثُمَّ
اِلَى رُوْحِ الشَّيْخِ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللهِ بَارَاسْ , ثُمَّ اِلَى رُوْحِ اَلْحَبِيْب
عَبْدُالرَّحْمَنِ بِنْ عَقِيْل اَلْعَطَّاسْ , ثُمَّ اِلَى رُوْحِ اَلْحَبِيْب حُسَيْن بِنْ عُمَرْ
اَلْعَطَّاسْ وَاِخْوَانِهِ ثُمَّ اِلَى رُوْحِ عَقِيْل وَعَبْدِ اللهِ
وَصَا لِحْ بِنْ عَبْدُالرَّحْمَنِ اَلْعَطَّاسْ ثُمَّ اِلَى رُوْحِ
اَلْحَبِيْب عَلِيِّ بْنِ حَسَنْ اَلْعَطَّاسْ ثُمَّ اِلَى رُوْحِ اَلْحَبِيْب
اَحْمَدْ بِنْ حَسَنْ اَلْعَطَّاسْ وَاُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَذَوِى
الْحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ اَنَّاللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْ
حَمُهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَا تِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا
بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْ مِهِمْ وَنَفَحَا تِهِمْ فِى الدِّ
يِنِ وَالدُّ نْيَاوَاْلآخِرَةِ )اَلْفَا تِحَةْ
Al-fatihah ini
semoga pahalanya disampaikan Alloh kepada roh junjungan kami, kekasih kita, dan
semoga Alloh memberi berkah kepada kita. Kepada penyusun Ratib ini, tokoh utama
Habib Umar bin Abdirrahman Al-Atthos, juga kepada roh syeh Ali bin Abdillah
Baaros. Juga kepada nenek moyang dan anak cucu mereka berdua, dan juga kepada
mereka yang mempunyai pertalian hukum keluargaan dengan mereka berdua. Semoga
Alloh mengampuni dan mengasihi mereka, dan semoga Alloh mempertinggi derajat
mereka di surga (kelak) dan semoga akan memberi manfaat kepada kita, akan
rahasia keberhailan dan cahaya keimanan dan ilmu agama mereka, juga semangat
keagamaan mereka dunia dan akhirat al-fatihah…….
اَلْفَاتِحَةُ اِلَى اَرْوَحِ اْلاَوْالِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّا لِحِيْنَ . وَاْلاَ ئِمَّةِ الرَّاشِدِ يْنَ وَاِلَى اَرْوَاحِ
وَالِدِيْنَا وَمَشَا يِخِنَا وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْنَا وَعَلَيْهِمْ
اَجْمَعِيْنَ , ثُمَّ اِلَى اَرْوَاحِ اَمْوَاتِ اَهْلِ هَذِهِ الْبَلْدَةِ
مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَنَّ اللهَ يَغْفِرُلَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ
وَيُعْلِى دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ
اَسْرَ ارِهِمْ وَانْوَ ارِهِمْ وَعُلُوْ مِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ فِى الدِّ
يْنِ وَالدُّ نْيَا وَاْلآ خِرَةِ . اَلْفَاتِحَةْ
Al-fatihah kepada
arwah para Aulia dan para syuhada, dan orang-orang sholeh, dan para pemimpin
yang lurus. Kemudian kepada orang tua kami, keluarga kami, dan guru-guru kami
yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kami semua, kemudian kepada arwah
yang telah meninggal dari mu’min pria dan wanita, muslim pria dan wanita,
semoga Alloh mengampuni mereka, dan mengasihani mereka, dan semoga Alloh
meninggikan derajat mereka di surga, dan semoga memberi manfaat kepada kita
dengan rahasia keberhasilan mereka dan cahaya keimanan mereka, ilmu-ilmu agama
dunia dan akhirat al-fatihah……….
اَلْفَاتِحَةُ بِالْقَبُوْلِ وَتَمَامِ كُلِّ سُوْلٍ وَمَأْمُوْلٍ
وَصَلاَحِ الشَّأْنِ ظَا هِرًا وَبَا طِنًافِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا
وَاْلآخِرَةِ دَافِعَةً لِكُلِّ شَرٍّجَالِبَةً لِكُلِّ خَيْرٍ , لَنَا
وَلِوَ الِدِيْنَا وَاَوْلاَدِنَاوَاَحْبَا بِنَا وَمَشَا ئِخِنَا فِى الدِّ يْنِ
مَعَ اللُّطْفِ وَالْعَا فِيَةِ وَعَلَى نِيَّةِ اَنَّ اللهَ
يُنَوِّرُ قُلُوْ بَنَا وَقَوَ الِبَنَا مَعَ الْهُدَى وَالتَّقَى وَالْعَفَافِ
وَالْغِنَى
. وَالْمَوْتِ
عَلَى دِيْنِ اْلاِسَلاَمِ وَاْلاِ يْمَانِ بِلاَ مِحْنَةٍ وَلاَ اِمْتِحَانٍ , بِحَقِّ سَيِّدِ
نَاوَلَدِ عَدْ نَانِ , وَعَلَى كُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةٍ .وَاِلَى
حَضْرَةِ النَِّبيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ
(اَلْفَاتِحَةْ)
Kami membaca
Al-fatihah dengan niat semoga bacaan kami diterima Alloh dan mencapai semua
yang dicita-citakan dan harapan mendapat perbaikan keadaan lahir dan batin
dalam urusan agama di dunia dan akhirat serta menolak semua kejahatan,
sebaliknya mendatangkan kebaikan pada diri kami, juga bagi orang-orang yang
kami cintai, orang tua kami, guru-guru agama kami, disertai dengan kelembutan
dan kesejahteraan dan dengan niat semoga Alloh menerangi kalbu dan sanubari
kami, dengan cahaya taqwa dan petunjuk. Dan menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan hina. Semoga meninggal dalam agama Islam dan beriman, tanpa
disertai bencana dan cobaan. Berkat kemulyaan putra Adnan (Rosululloh) dan
dengan semua niat baik kepada kekasih kami Nabi Muhammad SAW al-fatihah………
KemudianBerdoadengan
membaca :
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ
حِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ
وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ, يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا
يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَا نِكْ, سُبْحَا نَكَ لاَ
نُحْصِيْ ثَنَا ءً عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ, فَلَكَ
الْحَمْدُ حَتىَّ تَرْضَى, وَلَكَ الْحَمْدُ اِذَارَضِيْتَ, وَلَكَ
الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ فِى اْلاَوَّلِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنّا مُحَمَّدٍ
فِى اْلآ خِرِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى كُلِّ وَقْتٍ
وَحِيْنٍ, وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْمَلَإِ اْلاَ
عْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ حَتىَّ تَرِثَ اْلاَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَاَنْتَ خَيْرُ
الْوَارِثِيْنَ. اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْ دِعُكَ اَدْيَا
نَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَمْوَ الَنَا وَاَهْلَنَا وَكُلَّ ثَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَاِيَّا هُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَعِيَاذِكَ, مِنْ
كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِىْ عَيْنٍ وَذِيْ بَغْيٍ وَذِيْ
حَسَدٍ وَمِنْ شَرِّ كَلِّ ذِيْ شَرٍّ, اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شّيْىءٍ قَدِيْرُ.
اَللَّهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْعَا فِيَةِ وَالسَّلاَ مَةِ, وَحَقِقْنَا بِااتَقْوَى
وَاْلاِسْتِقَامَةِ وَاِعِذْنَا مِنْ مُوْ جِبَا تِ النَّدَا مَةِفِى اْلحَالِ
وَاْلمَالِ, اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ بِجَلاَلِكَ
وَجَمَالِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ,
وَارْزُقْنَا كَمَالَ اْلمُتَا بَعَةِ لَهُ ظَا هِرًا وَبَا طِنًا يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ, بِفَضْلِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ.
وَسَلاَمُ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
No comments:
Post a Comment