Model pembelajaran complete sentence dan Langkah-langkah penerapannya
Untuk membelajarkan murid sesuai dengan
cara dan gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai
model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus mengingat bahwa tidak ada
model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh
karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan
kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan
kondisi guru itu sendiri.
Model pembelajaran complete sentence merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Berangkat dari model pembelajarannya yang melatih murid untuk mengisi paragraf yang belum lengkap kalimatnya, sehingga dikenal dengan istilah model pembelajaran complete sentence yang berarti ‘kalimat lengkap’. Pengertian tersebut adalah “model pembelajaran complete sentence adalah pembelajaran dengan model melengkapi kalimat”.
Jika dilihat dari sintaks pembelajarannya, maka model pembelajaran complete sentence dapat dikatakan menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif karena mengharuskan pengelompokan murid antara 2 atau 4 orang secara heterogen.
Dalam sebuah kesimpulan bahwa “pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi silih asah sehingga
sumber belajar bagi murid bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama
murid”. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembalajaran yang memberi
kesempatan kepada murid untuk bekerjasama dengan sesama murid dalam tugas-tugas
yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Berdasarkan pengertian di atas maka disimpulkan bahwa model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota heterogen dalam satu kelompok yang bertanggung jawab melengkapi kalimat yang belum lengkap dalam satu paragraf.
Untuk menerapkan model pembelajaran complete sentence, langkah-langkah pembelajarannya (sintaksnya) meliputi:
- Siapkan media pembelajaran berupa blanko isian paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru menyampaikan materi secukupnya atau murid disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.
- Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 2 atau 4 orang secara heterogen.
- Guru membagikan lembar kerja berupa pargraf yang kalimatnya belum lengkap.
- Murid berdiskusi untuk melengkapi paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
- Murid berdiskusi secara kelompok.
- Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki dan tiap peserta membaca sampai mengerti.
- Penarikan kesimpulan.
Karakteristik dari model pembelajaran complete sentence
adalah adanya kegiatan melengkapi kalimat yang belum lengkap dalam satu
paragraf. Hal ini akan memberi manfaat dalam pengembangan kemampuan aspek
kebahasaan murid khususnya dalam hal komunikasi tertulis adalah kegiatan
komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat menggambarkan atau
mewakili komunikasi lisan termasuk ke dalamnya adalah menulis dan membaca .
Selain hal tersebut, model pembelajaran complete sentence dalam sintaksnya menghendaki pembagian kelompok heterogen, sehingga berbicara manfaat yang dapat dicapai dalam pemanfaatan model tersebut tidak terlepas dari manfaat sistem pembelajaran kooperatif. Manfaat yang lain adalah “manfaat sistem pembelajaran kooperatif adalah turut menambah unsur-unsur interaksi sosial, di mana murid belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain”.
Di samping itu, model pembelajaran complete sentence yang menggunakan sistem kooperatif bermanfaat untuk melatih murid menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang berbeda latar belakannga. Keterampilan-keterampilan lain yang dapat diperoleh dari model complete sentence adalah murid terlatih menjadi pendengar yang baik, terlatih memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, terlatih menjawab lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas secara kelompok.
No comments:
Post a Comment