HADITS-HADITS TENTANG PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN ANAK
حَدَّثَنَا
الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ
جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ
مَنْ يَمُوتُ وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا
عَامِلِينَ (رواه أبو داود)[1]
Artinya :
Menceritakan
kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari
Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu
dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu
melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana
pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah
yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)
KANDUNGAN
HADITS
Setiap anak
dilahirkan atas fitrohnya yaitu suci tanpa dosa, dan apabila anak tersebut
menjadi yahudi atau nasrani, dapat dipastikan itu adalah dari orang
tuanya. Orang tua harus mengenalkan anaknya tentang sesuatu hal yang baik yang
harus dikerjakan dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan. Sehingga anak itu
bisa tumbuh berkembang dalam pedndidikan yang baik dan benar.
Dalam proses
pendidikkan anak ini, adakalanya orang tua bersikap keras dalam mendidik anak.
Contohnya, pada umur tujuh tahun orang tua mengingatkan anaknya untuk melakukan
sholat dan pada saat umur sepuluh tahun, orang tua boleh memukulnya ketika
sianak tersebut tidak mengerjakan sholat.
Ketika anak
tersebut oleh orang tuanya dijadikan seorang muslim maka anak tersebut harus
menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim. Salah satunya adalah
berbakti kepada kedua orang tuanya seperti firman Allah SWT.
“dan Kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya”. (Q.S
Al-ankabuut).
Alangkah
tepat andai firman Allah tersebut kita baca berulang-ulang dan kita renungkan
dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan mengaruniakan cahaya hidayahnya kepada
kita, mengaruniakan kesanggupan untuk mengoreksi diri dan mengaruniakan
kesadaran untuk bertanya: “Telah seberapa besarkah kita memuliakan ibu bapak?”.
Boleh jadi kita sekarang mulai mengabaikan orang tua kita. Bisa saja saat ini
mereka tengah memeras keringat banting tulang mencari uang agar studi kita
sukses. Sementara kita sendiri mulai malas belajar dan tidak pernah menyesal
ketika mendapatkan nilai yang pas-pasan. Bahkan, dalam shalat lima waktunya
atau tahajudnya mereka tak pernah lupa menyisipkan doa bagi kebaikan kita
anak-anaknya.
Tetapi,
berapa kalikah dalam sehari semalam kita mendoakannya? Shalat saja kita sering
telat dan tidak khusyuk Rasulullah SAW menempatkan ibu “tiga tingkat” di atas
bapak dalam hal bakti kita pada keduanya. Betapa tidak, sekiranya saja kita
menghitung penderitaan dan pengorbanan mereka untuk kita, sungguh tidak akan
terhitung dan tertanggungkan. Orang bijak mengatakan, “Walau kulit kita
dikupas hingga telepas dari tubuh tidak akan pernah bisa menandingi pengorbanan
mereka kepada kita.”
Jadi orang
tua itu berperan penuh dalam proses mendidik anaknya, apabila anak itu sampai
tidak mengenal agama (mengenal Allah) maka itu merupakan kelalaian orang tua.
2.
ETIKA MENJAWAB PERTANYAAN KETIKA DALAM PEMBICARAAN PENTING
– حدثنا محمد
بن سنان قال: حدثنا فليح (ح). وحدثني إبراهيم بن المنذر قال: حدثنا محمد بن فليح
قال: حدثني أبي قال: حدثني هلال بن علي، عن عطاء بن يسار، عن أبي هريرة قال:
بينما النبي
صلى الله عليه وسلم في مجلس يحدث القوم، جاءه أعرابي فقال: متى الساعة؟. فمضى رسول
الله صلى الله عليه وسلم يحدث، فقال بعض القوم: سمع ما قال فكره ما قال. وقال
بعضهم: بل لم يسمع. حتى إذ قضى حديثه قال: (أين – أراه – السائل عن الساعة). قال:
ها أنا يا رسول الله، قال: (فإذا ضعيت الأمانة فانتظر الساعة). قال: كيف إضاعتها؟
قال: (إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة).
Artinya:
Muhammad bin Sinan menceritakan kepadaku, beliau berkata, Falih menceritakan
kepadaku dan Ibrahim bin Mundzir menceritakan kepadaku, beliau berkata,
Muhammad bin Falih menceritakan kepadaku, beliau berkata, Bapakku menceritakan kepadaku,
beliau berkata, Hilal bin Ali menceritakan kepadaku dari atho’ bin Yasar dari
Abi Hurairah beliau berkata,”pada suatu hari Nabi SAW dalam suatu majlis sedang
berbicara dengan sebuah kaum, datanglah kepada beliau orang badui dan
bertanya,” kapan kiamat datang?” maka Rasulullah meneruskan pembicaraannya.
Maka sebagian kaum berkata,” beliau dengar apa yang diucapkan dan beliau tidak
suka apa yang dikatakannya.” Sebagian lagi berkata,” beliau tidak
mendengarnya.” Setelah beliau selesai dari pembicaraannya beliau berkata,”
dimana orang yang bertanya tentang kiamat?.” Saya ya Rasulullah.” Beliau
bersabda,”Ketika amanat disia-siakan maka tunggu saja kedatangan kiamat.” Orang
itu bertanya lagi,” Bagaimana menyia-nyiakan amanat?.” Beliau bersabda: Ketika sesuatu
perkara diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah datangnya kiamat (
kehancurannya ).”
(HR. Bukhori
bab Barangsiapa ditanyai suatu ilmu sementara dia sedang sibuk berbicara maka
selesaikan pembicaraannya lalu jawab pertanyaannya).
Hadis di atas
memberikan pelajaran pada kita dua hal:
(1). Kita
hendaknya jangan memotong pembicaraan orang lain ketika hendak bertanya tentang
suatu ilmu, karena memotong pembicaraan orang lain untuk tujuan apapun tidak
dibenarkan sama sekali. Termasuk di dalamnya adalah menginterupsi guru atau
dosen yang sedang mengajar dengan sebuah pertanyaan sebelum sang guru/dosen
tersebut memberikan waktu khusus untuk bertanya kepadanya. Memotong pembicaraan
guru atau dosen termasuk su’ul adab kepada sang guru, dan itu bisa mengurangi
keberkahan ilmu yang ia dapatkan,
(2). Apabila
si penanya telah menyampaikan pertanyaannya sementara kita masih serius dalam
pembicaraan maka kita lanjutkan pembicaraan sampai selesai, baru kemudian
menjawab pertanyaan yang disampaikan, hal itu dimaksudkan agar tujuan dari
pembicaraan tidak terputus.
Disamping
itu hadis di atas juga memberikan informasi pada kita tentang profesionalisme
kerja, segala sesuatu harus diserahkan kepada yang membidanginya atau orang
yang berkompeten terhadapnya. Sebab menyerahkan sesuatu kepada selain ahlinya
hanya akan menyebabkan kehancuran semata. Begitu juga dalam pendidikan,
kompetensi guru mutlak diperlukan dalam rangka menunjang mutu pendidikan, sebab
tanpa ditangani guru yang kompeten maka tujuan pendidikan tidak akan pernah
dapat dicapai.
3.
KEUTAMAAN MAJELIS ILMU
– حدثنا
إسماعيل قال: حدثني مالك، عن إسحاق بن عبد الله بن أبي طلحة: أن أبا مرة مولى عقيل
بن أبي طالب أخبره: عن أبي واقد الليثي:
أن رسول الله
صلى الله عليه وسلم بينما هو جالس في المسجد والناس معه، إذ أقبل ثلاثة نفر، فأقبل
إثنان إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وذهب واحد، قال: فوقفا على رسول الله صلى
الله عليه وسلم، فأما أحدهما: فرأى فرجة في الحلقة فجلس فيها، وأما الآخر: فجلس
خلفهم، وأما الثالث فأدبر ذاهبا، فلما فرغ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (ألا
أخبركم عن النفر الثلاثة؟ أما أحدهم فأوى إلى الله فآواه الله، وأما الآخر فاستحيا
فاستحيا الله منه، وأما الآخر فأعرض فأعرض الله عنه). [462].
Ismail
menceritakan kepadaku, beliau berkata, Malik menceritakan kepadaku, dari Ishak
bin Abdullah bin Abi Tholhah sesungguhnya Abu Marrah budak dari Aqil bin Abi
Thalib memberikan informasi kepadaku Dari Abi Waqid Al Laitsi r.a., dia berkata
: “ Pada suatu waktu Rasulullah saw sedang duduk di masjid kemudianh datanglah
tiga rombongan manusia, yang dua kelompok menghadap rasulullah saw, sedang yang
satunya melihat tempat senggang dalam majelis itu, maka duduklah mereka.
Sedangkan yang lain duduk di belakang mereka, sedangkan kelompok ketiga pergi
dan berpaling. Setelah itu Rasulullah saw bersabda: “ Adakah belum aku
beritahukan kepadamu tentang tiga kelompok manusia tersebut ?. adapun kelompok
pertama adalah mencari keridhoan Allah swt, maka Allah ridho pula kepada
mereka, adapun yang lainnya mereka malu kepada Allah, maka Allahpun malu kepada
mereka. Sedangkan yang satunya lagi mereka berpaling dari keridhoan Allah, maka
Allahpun berpaling dari mereka.
(HR.
Bukhori, Bab Orang yang duduk ketika sampai kesuatu majelis, dan Orang yang
melihat celah dalam halaqoh lalu ia duduk di dalamnya).
Hadis di
atas menceritakan tentang keutamaan bermajelis ilmu, bahkan dalam hadis lain
Rasulullah mensifati majelis ilmu dengan sebutan Riyadhul Jannah ( taman surga
). Dimanapun kita berada apabila kita lewat atau melihat halaqatul ilmi (
majelis ta’lim ) maka seyogyanya kita berhenti sejenak dan bergabung didalamnya
dengan tujuan mencari ridho Allah swt, jika itu kita lakukan maka Allahpun akan
Ridho terhadap kita. Subtansi hadis tersebut adalah merangsang para pencari
ilmu agar mencintai majelis ta’lim, sekolah, kampus ataupun tempat-tempat ilmu
lainnya.
Sekaligus
larangan bagi kita untuk berpaling dari majelis ilmu, dengan kata lain bahwa
pulang dari kampus ketika ada dosen adalah termasuk dalam kategori orang yang
berpaling dari keridhoan Allah. Ketika kita berpaling dari keridhoan Allah maka
Allahpun akan berpaling dari kita. Ketika Allah berpaling dari kita, siapa lagi
yang kita harapkan akan memberikan pertolongan kepada kita ?.
4.
PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA
– حدثنا سعيد
بن عفير قال: حدثنا ابن وهب، عن يونس، عن ابن شهاب قال: قال حميد بن عبد الرحمن:
سمعت معاوية خطيبا يقول:
سمعت النبي
صلى الله عليه وسلم يقول: (من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين، وإنما أنا قاسم
والله يعطي، ولن تزال هذه الأمة قائمة على أمر الله، لا يضرهم من خالفهم، حتى يأتي
أمر الله).
Hamid bin
Abdirrahman berkata, aku mendengar Muawwiyah berkata, aku mendengar Rasulullah
saw Bersabda:” Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik,
maka Allah akan memberikan kepadanya pengetahuan dalam Agama, sesungguhnya aku
adalah orang yang membagi sementara Allah adalah sang pemberi, umat ini tidak
akan pernah berhenti menegakkan perintah Allah, dan tidak akan medhoroti
mereka, orang-orang yang menentangnya sampai datang hari kiamat.
(HR.
Bukhori, Bab Siapapun yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah pahamkan
ia dalam masalah agama).
Hadis di
atas menerangkan kepada kita bahwa kehendak Allah untuk menjadikan kita
baik,itu digantungkan dengan kepahaman kita menyangkut agama. Ilmu agama adalah
ilmu yang berkaitan dengan akhlak, maka dengan semakin tinggi pemahaman
seseorang terhadap masalah agama maka akan semakin baik pula akhlak dan
perilakunya yang puncaknya bisa mengantarkannya menjadi orang yang takut kepada
Allah semata. Kalau dewasa ini kita sering melihat seseorang yang dalam
pengetahuan agamanya namun dia justeru makin tenggelam dalam kesesatan, itu
dikarenakan ia salah dalam mengaplikasikan ilmunya. Dia hanya pandai beretorika
namun hampa dari pengamalan. Imam Ali Karramallahu Wajhah pernah berkata,”
Bahwa yang dikatakan orang Alim bukanlah orang yang banyak ilmunya, namun yang
dinamakan orang alim adalah orang yang bias mengamalkan ilmunya.” Rasulullah
memberikan peringatan kepada kita dengan sabdanya “ barangsiapa makin tambah
ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya, maka ia semakin bertambah jauh dari
Allah swt.” Bahkan Allah dengan tegas mengatakan bahwa yang disebut ulama
hanyalah orang yang takut kepadaNya semata.” Innama Yakhsyallaha min ibaadihil
ulamaa’.”
Jadi hadis
di atas harus dipahami bahwa orang yang dapat mengamalkan ilmu agamanya itulah
orang yang dikehendaki Allah menjadi baik.
5.
KOMPETISI YANG SEHAT DALAM PENDIDIKAN
73 – حدثنا
الحميدي قال: حدثنا سفيان قال: حدثني إسماعيل بن أبي خالد على غير ما حدثناه
الزهري قال: سمعت قيس بن أبي حازم قال: سمعت عبد الله بن مسعود قال:
قال النبي صلى
الله عليه وسلم: (لا حسد إلا في اثنتين: رجل آتاه الله مالا فسلط على هلكته في
الحق، ورجل آتاه الله الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها).
Humaidiy
menceritakan kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata,
Ismail bin Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan
kepadaku, dia berkata, aku mendengar Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar
Abdullah Bin Mas’ud berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda : ”Tidak dosa hasud
kepada dua orang, pertama kepada laki-laki yang Allah telah berikan harta
kepadanya, maka ia habiskan dalam kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan
kepadanya Ilmu hikmah, maka ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.
( HR.
Bukhori).
6.
TAHU KONDISI DAN BELAJAR MEMAHAMI ORANG LAIN
– حدثنا محمد
بن كثير قال: أخبرنا سفيان، عن ابن أبي خالد، عن قيس بن أبي حازم، عن أبي مسعود
الأنصاري قال:
قال رجل: يا
رسول الله، لا أكاد أدرك الصلاة مما يطول بنا فلان، فما رأيت النبي صلى الله عليه
وسلم في موعظة أشد غضبا من يومئذ، فقال: (أيها الناس، إنكم منفرون، فمن صلى بالناس
فليخفف، فإن فيهم المريض والضعيف وذا الحاجة).
Muhammad bin
Katsir menceritakan kepadaku, beliau berkata,Sofyan menginformasikan kepadaku,
dari Ibnu Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Mas’ud Al Anshoriy,
beliau berkata, seorang laki-laki mengadu kepada Nabi, Ya Rasulullah,
hampir-hampir aku tidak dapat mengikuti sholat karena fulan memanjangkan
bacaannya kepada kami. Maka aku tidak pernah melihat Nabi saw dalam memberikan
nasehatnya lebih marah dibanding pada hari itu, kemudian beliau bersabda :
Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah orang yang membuat lari, barangsiapa
sholat bersama dengan manusia maka ringankanlah, karena sesungguhnya di
dalamnya terdapat orang yang sakit, orang yang lemah maupun orang yang
mempunyai keperluan.
(HR
Bukhori. Bab Marah dalam memberikan nasehat dan pelajaran ketika melihat hal
yang tidak disukai).
7. Tentang
Penguasaan Ilmu
وعن ابن عبا
س رضي الله تعلا عنها انه قال : للعلماء درجات فوق درجاة المؤمنين بسبعما ئة درجا
ت. ما بين الد رجتين خمسا ما ئة سنة. يقا ل: الئلم افضل من الئمل بخمسة او جة :
الاول الئلم بغير عمل يكون والئمل بغير علم لا يكون. و الثا ني الئلم بغير عمل
ينفع والئمل بغير علم لا ينفع. والثا لث الئملل لازم والئمل صفة الئباد. والصفة
الله افضل من صفة الئباد. (اخرجه درة الناصحين) (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa
derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara
derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih
utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal
tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu
tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti
lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal
adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”.
(Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)
وقال ابن
مسعود رضي الله عنه : عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده
ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل الله شهداء انتبشهم الله علماء لما يرون من كرا مثهم
فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم باالتعلم. (رواه الترمذ)
Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati
menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi seseorang yang
meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan
membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan
tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)
8.
Harus Menghayati Apa yang Diajarkan
وعن العرباض
بن سارية رضي الله عنه قال : وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم:مو عظة وجلت منها
القلوب وذرفت منها العيون (رواه ترمذي)
Artinya:“Dari I’rbad bin Sariyah RA ia berkata: Rasulullah SAW memberikan nasehat
(pengarahan) pada kami, dan hentikan bergerak hingga keluar air mata kami
karenanya”. (H.R. Tirmidzi)
وعن ابي واقه
اليس ان رسولالله صل الله عليه وسلم: بينما هو جا لسه في المسجد والناس معه اذ
اقبل ثلاثة نفر فاقبل اثنان الى رسول الله صلى الله عليه وسلم: وذهب واحد قال
فوقفا الى رسول الله صلى الله عليه وسلم. فامااحدهما فراى فرجة فى الحلقة فجلس
فيها واما الاخر فجلس خلفهم واما الثالث فادبرذاهبا فلما فرغا رسول الله صلى الله
عليه وسلم قال: الااخبركم عن النفر الثلا ثة. واما الاخر فاعرض الله فاعرض الله
عنه. (اخرجه البخاري)
Artinya:“Dari Abi Allaisi, ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW ketika beliau
sedang duduk di mesjid bersama orang-orang pada saat itu datang 3 kelompok,
kemudian yang 2 tersebut menunggu Rasulullah SAW. sementara diantara mereka
yang satu melihat ruang kemudian ia duduk, sementara yang lainnya lagi duduk
dibelakang orang banyak. Dan orang yang ke 3 membelakangi lalu pergi. Ketika
Rasulullah SAW selesai dari pembicaraannya beliau berkata: ingat!! Aku
informasikan tentang 3 kelompok tadi, satu dari semua itu mereka mencintai
Allah dan Allah pun mencintainya, kemudian yang lainnya merasa malu, maka Allah
pun malu akannya. Sementara yang lain lagi ia berpaling, maka Allah pun
berpaling darinya”. (H.R. Bukhari)
9.
Mampu Mengendalikan Diri
عجبا
لأمرالمؤمن، ان أ مره كله لخير، وليس لأحد الا للمؤ من، ان اصابته سرا شكرا، وكان
خير له، وان اصابته ضراء صبر، فكان خيرا له (رواه امام احمد)
Artinya:“Keitimewaan (takjub) dari urusan seorang mu’min. Sesungguhnya segala
urusan mu’min itu baik, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya melainkan
orang mu’min (orang yang memiliki ilmu) atau (orang yang hidupnya berkendali
ilmu): apabila ia dapat keburukan, ia akan bersyukur dan akhirnya dapat
kebaikan dan apabila mendapat madharat, ia selalu sabar, maka kebaikan pulalah
yang ia dapatkan”. (H.R. Ahmad)
10. Pentingnya Menjadi Guru
العلم
خازائن، ومفتا حها السؤال، فاسألوا يرحمكما الله، فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل،
والمستمع، والمحب لهم (رواه ابو نعيم عن على)
Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/ permintaan.
Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat Allah,
sesungguhnya ada empat orang yang akan pendapat / diberi pahala yaitu, orang
yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang mencintai pada
orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)مختارالاحاديث
قال النبي
صلى الله عليه وسلم: قوام الد نيا بأربعة اشياء: او لها بعلم العلماء والثانى بعدل
الأ مراء والثالث بسخاوة الأغنياء والرابع بدعوة الفقراء ولو لا دعاء الفقراء لهلك
الأ غنياء ولوعدل الأمراء لأ كل بعض الناس بعضا كما يأ كل الذنب الغنم (الحديث)
Artinya:“Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru)
2) dengan adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan
do’anya orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka
rusaklah orang-orang bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka
rusaklah orang-orang fakir, dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka
rusaklah orang kaya, dan jika tidak dengan adilnya pemimpin maka manusia satu
sama lain akan saling tindas dan binasakan / saling terkam, seperti serigala
menerkam kambing”.
11. Salah Satu Sifat
Pendidik Adalah Penyantun
وعن معا وية
بن الحكم السمي رضي الله عنه قال: بينا انا اصلى مع رسول الله صلى الله عليه وسلم،
اذ عطس رجل من القوم فقلت: يرحمك الله، فرما نى القوم بابصرهم، فقلت واثكل امياه،
ما شأ نكم تنظرون الي؟ فجعلوا فيضربون بأيديهم على افخادهم، فلما رأيتهم يصمتوننى
لكنى سكتن فلما صلى رسول الله عليه وسلم : فبابى هو وامى ما رأيت معلما قبله ولا
بعده احسنى تعليما منه، فوالله ماكرحرنى ولا ضربن ولا شتمن، قال ان هذه الصلاة لا
يصلح فيها شين من كلام الناس، انما هي التسبيح والنكبير وقرأة القرأة القران،
اوكما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قلت يا رسول الله انى حديث عهد بجا هلية،
وقد جاءالله با الاسلام، وان منا رجالا يأتون الضان قال فلا تأتيهم قلت: ومنارجال
يتطيرون، قال: ذلك شئ يجيد نه فى صدورهم فلا يصد هم (رواه مسلم)
Artinya:“Dari Mu’awiyyah bin Hakam Sulamy RA ia berkata: ketika aku shalat bersama
Rasulullah SAW pada saat itu ada seseorang yang bersin-bersin, kemudian aku
ucapkan “yarhamukalloh” (semoga Allah menyayangimu) maka mereka (kaum) pada
meroleh kepadaku, kemudian aku berkata: “celakalah ibu-ibu orang itu” apa yang
membuat kalian melihat aku? maka mereka serentak memukuli pahanya dengan
tangannya, lalu ketika aku melihat pada mereka, mereka minta aku untuk diam /
jangan bicara. Tetapi akhirnya aku diam, maka ketika Rasulullah SAW
melaksanakan shalat, “semoga jadi penebus dosa bapak dan ibuku” aku tak pernah
melihat seorang pendidik (guru) sebelumnya dan juga sesudahnya yang lebih baik
cara mendidiknya dari Nabi SAW. maka demi Allah, aku tidak dibentuk, tidak
dipukul, tidak pula dimaki, akan tetapi beliau berkata: sesungguhnya shalat itu
tidak dibenarkan ada suatu hal dari ucapan manusia, sesungguhnya shalat itu
ialah: Tasbih, Takbir dan Baca Al-Quran,” atau seperti Rasulullah SAW bersabda:
aku berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang baru di zaman jahiliyyah,
dan Allah mendatangkan islam, dan diantara kami ada orang yang mendatangi
dukun, Nabi berkata: “jangan datangi mereka, aku berkata: dan diantara kami ada
yang bertaruh pada burung, Nabi berkata: itu semua bisa ditemukan pada
hati-hati mereka, maka ia tak akan menolaknya”. (H.R. Muslim)
12. Orangtua Wajib Mendidik
Anaknya
كل مولود
يولد على الفطرة فأبوه يهودا نه او ينصرانه واويمجسانه (رواه مسلم)
Artinya: “Setiap bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua
orangtuanya lah yang akan menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”. (H.R.
Muslim)
وعن عمروبن
شعيب عن ابيه عن جدهرضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
مروااولادكم با الصلاة وهم ابناء سنين واضربوهم عليها وهم ابناء عشر، وفرقوا بينهم
فى المضاجع (حديث رواه ابودود با سناد حسن)
Artinya: “Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RA
berkata: Rasulullah SAW bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan
shalat, ketika mereka sampai di usia 7 tahun, kemudian pukul mereka karena
meninggalkan shalat jika telah sampai usia 10 tahun dan pisahkan diantara
mereka di tempat tidurnya”. (H.R. Abu Daud)
13. Orangtua Harus
Memberikan Pendidikan Terbaik
عن جا بربن
سمرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لأن يؤدب الرجل ولده خير له من ان
ينصدق بصاع (رواه الترمذ)
Artinya:“Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh
bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu
sha”. (H.R. Tirmidzi)
14. Manajer Pendidikan Harus
Bertanggung Jawab
عن حديفة ابن
اليمان رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من لا يحتم بأمره
المسلمين فليس منهم ومن لا يصبح ويمس نا صحا لله ولرسوله ولكتابه ولامامه ولعامة
المسلمين فليس منهم (رواه الطبرانى)
Artinya: “Dari riwayat Hudaifah ibnil Yaman RA berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak
termasuk golongan mereka, dan barang siapa pada waktu pagi dan petang tidak
memberi nasihat bagi Allah, kitabnya, imamnya, dan umumnya muslimin, maka ia
juga tidak termasuk golongan mereka”. (H.R. At-tabrany)
15.
Kewajiban Mengajar
مثل ما بعثني
الله به من الهدى والعلم، كمثل غيث اصاب ارضا فكا نت منها طا ئفة طيبة قبلت الماء،
فأنبتت الكلا والعشب الكشير وكان منها طا ئفة طيبة قبلتالماء فنفع الله بها الناس
فشربوا منها وسقوا وزرعوا، واصاب طا ئفة منها اخرى، انما هي قيان لا تمسك ماء،
فعلم وعلم، ومثل من لم يرضع بذالك رأسا ولم يقبل هدى الله الذي ارسلت به.. (زواه
ابو موس الا شعرى)
Artinya:“Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku bagaikan
hujan yang turun ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan menumbuhkan
tanaman dan rumput yang banyak, dan ada yang kering hanya dapat menahan air
sehingga orang dapat mengambil minum dan mengairi tanaman, dan ada yang keras
tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Demikianlah contoh orang yang dapat mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan
apa yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh Allah, lalu belajar dan mengajar dan
perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala dengan tidak belajar dan
mengajar, dan ada orang yang sama sekali tidak dapat petunjuk ajaran Allah”.
(H.R. Abu Musa Al-As’ary)
16. Pentingnya
Ilmuwan / ulama
روي عن النبي
صلى الله عليه وسلم: من اهان خمسة خسر خمسة : من استخف با العلماء خرالدين، ومن
استخف با الامراء خسرالدنيا ومن ستخف با الجيران خسرالمنا فع ومن استخف با
الاقرباء خسرا المودة، ومنن استخف بأ صله خسر طيب المعيثة (رواه البخاري)
Artinya:“Diriwayatkan dari Nabi SAW. Barang siapa yang merendahkan lima hal, maka
akan rugi pada lima hal: satu siapa yang meremehkan ulama, maka akan rugi dalam
hal agama, dan barang siapa yang merendahkan pemimpin, akan rugi hal dunia, dan
siapa yang meremehkan tetangga, akan rugi kebaikannya”. (H.R. Bukhari)
17.
Keutamaan Orang Yang Mengajar
عن ابي درداء
قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: فضل العا لم على العابد كفضل القمر
على الكو كب، وانما االعلماء ورثة الآ نبياء, وان الآ نبياء لم يورثوا دينارا
ولادرهما، انما ورثوالعلم، فمن اخده اخد بحظ وكفر (رواه ابو داود والتر مذى)
Artinya:“Dari Abi
Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: keutamaan
orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan dibanding
bintang-bintang, sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, sesungguhnya
mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan itu berarti ia
mengambil bagian yang sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
18. Motivasi Belajar
عن ابى هريرة
رضى الله عنه ان رسول الله قال: ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا
الى الجنة (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: Dan
barang siapa menjalani akan suatu jalan, untuk mencari ilmu pengetahuan, maka
Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga”. (H.R. Muslim)
عن ابن مسعود
رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من تعلم با با من العلم
ليعلم الناس اعطي ثواب سبعين صديقا (رواه ابو داود)
Artinya: “Ibnu Mas’ud RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu dengan tujuan untuk
menyampaikan kepada umat manusia, maka ia diberi pahala seperti tujuh puluh
sodikin”. (H.R. Abu Daud)
19. Kewajiban Belajar
عن انس بن
مالك رضي الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: اطلب العلم ولو باالصين، فان
طلب العلم فريضة على كل مسلم، ان الملا ئكة تضع اجنتها الطا لب العلم رضا بما يطلب
(رواه ابن عبد البر)
Artinya: “Dari Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: carilah ilmu meskipun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut
ilmu adalah fardu / wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya malaikat meletakkan
sayap-sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia
tuntut”. (H.R. Ibnu Abdil Bar)
20. Ulama Adalah Pewaris
Nabi
وعن ابي
هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال: من سلك طريقا الى العلم
سلك الله طريقا ال الجنة، وانه العالم يستغفرله من في السموات ومن فى الارض حتى
اليتا فى الخير، ان العلماء ورثة الانبياء (رواه ابو داود)
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang
siapa menjalani akan suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan (ilmu Allah)
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga, sesungguhnya orang alim
semua makhluk yang ada di langit, dan makhluk yang ada di bumi hingga ikan Hiu
yang ada di laut memohon ampunan baginya, sesungguhnya ulama itu adalah pewaris
Nabi”. (H.R. Abu Daud)
21.
Ilmu Lebih Penting Dari Uang / Harta
عن ابى ذر
رضي الله عنه قال: قال عليه الصلاة والسلام، من جلس عند العالم ساعتين او اكل معه
لقمتين او سمع منه كلمتين او مشي معه خطوتين اعطاه الله تعا لى جنتين كل جنة مثل
الد نيا مرتين (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang
siapa yang duduk bersama orang alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua
suap atau mendengar dua kalimat dari dia, atau melangkahkan kaki dua langkah
bersamanya, maka Allah akan memberikan dua syurga yang masing-masing syurga
sebanding dengan dua putaran dunia”. (H.R. Ibnu Majah)
وعن ابن عباس
رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم : خير سليمان عليه السلام بين
العلم والملك, فاختار العلم فاعطي العلم والملك (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sulaiman AS beliau
memilih antara ilmu dan kerajaan, maka kemudian beliau memilih ilmu, lalu
diberikannya ilmu dan kerajaan”. (H.R. Ahmad)
22. Ilmu Lebih Utama
Dari Ibadah Shalat
عن ابى در قال
عليه الصلاة والسلام : يا ابا در للأن تخدو فتعلم بابا من كتب الله تعا لى خيرا لك
من ان تصلى مانة ركعة (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar
seandainya kau pergi pagi lalu kemudian mempelajari ilmu satu bab dari kitab
Allah SWT maka itu lebih baik dibanding kau melaksanakan shalat seratus
rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)
23. Pentingnya Menuntut
Ilmu
وعن انس رضي
الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل
الله حتى ير جع (رواه الترمذي)
Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan
Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)
عن ابى هريرة
رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من دعاء الى هدى كان له مثل
اجور من تبعه لا ينقص ذلك من اجورهم شياء (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: siapa yang memberi petunjuk ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka
ia akan mendapat pahala seperti yang di dapatkan oleh orang yang mengikutinya
tanpa kurang sedikit pun”. (H.R. Muslim)
24. Diantara Adab Murid Itu
Memuliakan Guru
وعن انس رضي
الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: وقروا من تتعلمون منه (رواه ابو
حسن المردى)
Artinya:“Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Muliakanlah orang yang
telah memberikan pelajaran kepadamu”. (H.R. Abu Hasan Al-Mawardi)
25.
Keutamaan Dan Pentingnya Ilmu
وعن امامة
رضي الله عنها قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اقرب الناس من درجة النبوة
اهل العلم والجهاد، اما اهل العلم فد لعا الناس على ما جاءت به الرسول واما اهل
الجهاد فجاهدوا باسيا فهم على ما جاءت به الرسل (رواه درقطن)
Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
orang paling dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu)
dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa
yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya,
seperti yang ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni)
وعن معاوية
رضي الله عنها قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من ارادا الدنيا فعليه با
العلم ومن اردالا خرة فعليه با العلم ومن ارد هما فعليه با العل (رواه الدار قطنى)
Artinya: “Dari Mu’awiyah RA ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Barang siapa menginginkan (kebahagiaan) duniawi maka dia harus (mempunyai
ilmu) dan barang siapa yang (menginginkan) kebahagiaan akhirat, maka dia harus
mempunyai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka harus
mempunyai ilmu”. (H.R. Daruqutni)
26. Ulama Laksana Bintang
Di Lautan Bagi Nelayan
قال ابو مسلم
الحولانى سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مثل العلماء فى الارض الارض مثل
النجوم فى السماء اذا برزت للناس اهتددا بها (رواه ديلمي)
Artinya:“Abu Muslim Haulani berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
perumpamaan ulama di muka bumi laksana bintang di langit, apabila ia muncul
buat manusia, mereka mendapat petunjuk karenanya”. (H.R. Dailimi)
27. Ulama Laksana Pelita
وعن على
كرمالله وجهه عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال: سأ لت جبر يل عن اصحاب العلم
فقال: هم سرج امتك فى الدنيا و الأخرة، طلوبى لمن عرفهم، والويل لمن ان كرهم
وابغضهم (رواه النساء)
Artinya:“Dari Ali Karromallohu Wajhah dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda:
Aku bertanya pada Jibril AS dari orang yang berilmu (ashabul ilmi). Kemudian
Jibril berkata: mereka ialah pelita (lampu) ummatmu di dunia dan akhirat,
beruntunglah orang yang mengenalinya dan celakalah bagi orang yang mengingkari
dan membencinya”. (H.R. Nasa’i)
وعن جابر رضي
الله عنه قال: فاالنبي صلى الله عليه وسلم : العلماء مصباح الأمة (رواه ابودر)
Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Nabi SAW bersabda: ulama itu adalah pelita
bagi umat”. (H.R. Abu Dar)
28. Mencari Ilmu Untuk
Mendapatkan Ridho Allah
عن جابر رضي
الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ان الله تعالى لا يقبل من العمل
الا ما كان خا لصا وابتض به رضاه (رواه نسائ)
Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal seseorang kecuali dengan niat
yang tulus dan semata-mata mencari keridhoan-Nya”. (H.R. Nasa’i)
29. Belajar Tidak Boleh
Bermotif
1 Menandingi
Ulama
2 Mengakali
Orang Yang Bodoh
3 Agar
Terkenal Diantara Manusia
وعن جابر رضي
الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تتعلم العلم لتبا هوا به
العلماء، ولتماراوبه السفهاء ولتصرفوا به وجه الناس اليكم، فمن فعل ذا لك فهو فى
النار (رواه ابن ماجه)
Artinya:“Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian
belajar (menuntut ilmu) bertujuan untuk berbangga pada ulama karenanya, dan
untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, begitu pula bertujuan agar karenanya orang-orang
dapat berpaling (menarik perhatian), maka barang siapa yang melakukan itu maka
ia masuk neraka”. (H.R. Ibnu Majah)
30. Tentang Pentingnya
Niat Dalam Mencari Ilmu
عن امير
المؤمنين ابى حفص عمربن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال سمعت رسول الله صلى الله
عليه وسلم يقول: انما الاعمال با النيات وانما لكل امرء ما نوى فمن كا نت هجرته
الى الله ورسوله فحجرته الى الله ورسوله ومن كا نت هجرته لدنيا يصيبها اومرأة
ينكحها فهجرته الى ما ها جر اليه (رواه شيخين)
Artinya:“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu
amal (perbuatan taat) tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat,
maka barang siapa yang niatnya hijrah menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan
hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju dunia, akan
sampai pada dunia, atau pada wanita maka ia akan menikahinya, alhasil hijrahnya
seseorang tergantung apa yang di tujunya”. (H.R. Bukhari Muslim)
وعن رسول
الله صلى الله عليه وسلم : كم من عمل يتصد ر بصورة اعمال الدنيا ويسير بحسن النية
من اعمال الأخرة، وكم من عمل يتصدر بصورة اعمال الأخرة ثم يصير من اعمال الدنيا
بسؤ النية (حديث حسن صحيح)
Artinya: “Dari Rasulullah SAW: beberapa amal yang berupa amal
dunia, tetapi dengan baik niatnya akhirnya menjadi amal akhirat, dan banyak
pula yang berupa amal akhirat kemudian jadi amal dunia karena jelek niatnya”.
(Hadits Hasan)
31. Amal yang tidak
terputus sampai akhir hayat
إذا مات إبن
أدم إنقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية او علمينتفع به او ولد صالح يدعوا له
Artinya: Apabila
anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal; bersedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua
orang tuanya. (HR. Muslim)
No comments:
Post a Comment